Sebenarnya sudah lama saya ingin menulis yang semacam
tulisan ini. Karena bagaimanapun juga, penulis di blog ini adalah mahasiswa
kedokteran, bukan mahasiswa Fisipol atau mahasiswa sastra. Minat saya memang
terlalu random. Hihi…
Sudah lama saya ingin menulis tentang penyakit, fisiologi
tubuh manusia dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kesehatan, bukan cuma
soal kebijakan pembangunan kesehatan (saya paling banyak menulis soal ini).
Tapi saya tidak ingin tulisan yang hanya memindahkan isi text book kedokteran, yang hanya bisa dimengerti orang-orang yang
berkecimpung di dunia kesehatan. Saya ingin tulisan yang siapapun dapat
memahaminya. Kurang lebih seperti tulisan-tulisan dokter Oz, dokter yang kerap
tampil di acara Oprah Winfrey Show.
Tapi masalah utamanya adalah waktu. Kesibukan sebagai “dek
koas” di rumah sakit sering tidak berpihak pada aktivitas menulis.
Oke, tadi hanya intermezzo tidak penting. Tulisan ini
semacam fenomena pengetahuan-sesat-dan-masih-diterapkan. Cukup banyak saya
menemui hal-hal semacam ini. Dan saya akan mencoba sedikit meluruskan yang
melenceng . tulisan ini merupakan bagian pertama. Harapannya, kelak saya tetap
bisa konsisten menulis tentang hal lain.
- Menghentikan Perdarahan dengan Cara yang Benar
Ini berawal dari ketika saya jaga IGD pada hari Minggu yang
tidak libur. Ada pasien datang, laki-laki, umur sekitar 20an, ia datang dengan
keluhan luka sayat (Vulnus Scissum/VS) di jari-jari kaki. VS itu disebabkan
oleh cutter yang ia pakai ketika
bekerja. Panjang VSnya sekitar 3-5cm, dalam sekitar 0.3cm. VS tersebut perlu
dijahit supaya penyembuhannya lebih cepat dan lebih baik.
Saya terkejut ketika pasien tersebut bercerita dia
menyiramkan tiner untuk mengehentikan perdarahan yang keluar dari VS. Apa yang
dilakukan benar-benar tidak tepat. Justru tiner itu bisa menyebabkan lukanya
terkontaminasi oleh zat-zat kimia yang terkandung dalam tiner. Dan saya yakin
pasti perih sekali ketika luka itu terkena tiner. Inilah hal pertama yang akan
saya bahas dalam fenomena pengetahuan-sesat-dan-masih-diterapkan , tentang pertolongan
pertama pada luka, sebelum di bawa ke rumah sakit.
Jika bicara tentang luka, hal pertama yang penting untuk
diperhatikan adalah menilai luka tersebut. Umumnya luka dinilai dari dua hal ;
dimensi (panjang, lebar dan kedalamannya) dan apakah termasuk luka bersih atau
kotor.
Kita bicarakan cara pertolongan pertama menghentikan
perdarahan yang tidak menggunakan obat-obatan. Caranya sederhana saja. Tekan
daerah yang luka dengan kassa (jangan gunakan kapas atau tissue karena keduanya
mudah menempel di luka dan sulit dibersihkan). Jika lukanya lebar, tekan daerah
yang luka dengan kain bersih.
Tekanan tersebut akan membuat pembuluh darah ikut tertekan.
Bayangkan saja pembuluh darah di tubuh manusia itu serupa selang air. Ketika selang
itu ditekan, air tidak akan bisa mengalir keluar lewat selang, bukan? Tekanan
pada pembuluh darah itu juga mengaktivasi agen-agen pembekuan darah untuk
menyumpal lokasi yang berdarah.
Pada luka yang berdimensi kecil, cara tersebut bisa
cepat menghentikan darah yang keluar. Tapi cara ini memang tidak langsung
membuat perdarahan berhenti pada luka yang dimensinya lebih besar. Luka
berdimensi besar perlu mendapat pertolongan lebih lanjut di puskesmas atau
rumah sakit. Tapi setidaknya, dengan cara tadi darah yang hilang bisa diminimalisir.
Tentunya diminimalisir dengan cara yang tidak mengkontaminasi luka.
- Teh Pahit dan Diare
Hal kedua dari fenomena pengetahuan-sesat-dan-masih-diterapkan
adalah teh pahit dan diare. Sepertinya sudah bukan hal yang asing ketika Anda
diare dan ada orang yang menyarankan untuk minum teh pahit. Teh pahit dianggap
bisa menghentikan diare.
Sebenarnya soal teh pahit itu tidak seratus persen salah, hanya kurang tepat. Teh pahit tidak menghentikan diare.
Diare adalah buang air besar dengan tinja cair sebanyak tiga
kali atau lebih dalam sehari. Diare bisa menimbulkan kegawatan ketika terjadi
kekurangan cairan (dehidrasi) dan ketidakseimbangan elektrolit. Cairan dan
elektrolit ikut terbuang bersama tinja cair tersebut.
Apa sih elektrolit itu? Elektrolit adalah ion positif dan
negatif dalam cairan tubuh. Keseimbangan elektrolit perlu dijaga supaya sel-sel
dan organ-organ tubuh dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Penggantian cairan (rehidrasi) dan penggantian elektrolit amat
penting dalam penanganan diare. Jika
penderita diare masih bisa minum (tidak muntah ketika minum), maka ia harus
minum sampai kehilangan cairannya teratasi. Karena elektrolit juga hilang
akibat diare, minuman yang diminum juga harus yang mengandung elektrolit.
Teh pahit sudah tentu tidak mengandung elektrolit, karena
pada dasarnya kandungan teh pahit tidak jauh berbeda dengan air putih biasa. Jadi
ia hanya merehidrasi tapi tidak menggantikan elektrolit yang hilang. Lebih baik
minum minuman yang mengandung elektrolit seperti teh manis, oralit dan
sebagainya.
Teh manis merupakan minuman yang dapat merehidrasi sekaligus
mengganti kehilangan elektrolit. Gula yang larut dalam teh membuat teh tersebut
jadi mempunyai kandungan elektrolit, karena gula pasir yang larut dalam teh mengandung
elektrolit.
Oralit juga minuman yang dapat merehidrasi sekaligus
mengganti kehilangan elektrolit. Oralit dapat dibuat sendiri di rumah.
Pembuatannya pun cukup sederhana. Campurkan satu sendok teh garam dan delapan
sendok teh gula dalam satu liter air. Satu liter air kurang lebih setara dengan
lima gelas ukuran biasa.
Sekian. Semoga bisa dipahami dan semoga bermanfaat :)